A. Defenisi Bioinformatika
Bioinformatika
(bahasa Inggris: bioinformatics) adalah (ilmu yang mempelajari) penerapan
teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis.
Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan
informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan
menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan
dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola
informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi
struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA,
analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.
Bioinformatika
ialah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasi untuk mengelola dan
menganalisis informasi hayati. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode
matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah
biologi, terutama yang terkait dengan penggunaan sekuens DNA dan asam amino.
Contoh topik utama bidang ini meliputi pangkalan data untuk mengelola informasi
hayati, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk
meramalkan struktur protein atau pun struktur sekunder RNA, analisis
filogenetik, dan analisis ekspresi gen.
B. Sejarah Bioinformatika
Istilah
bioinformatics mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu
pada penerapan komputer dalam biologi. Namun, penerapan bidang-bidang dalam
bioinformatika (seperti pembuatan basis data dan pengembangan algoritma untuk
analisis sekuens biologis) sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Kemajuan teknik
biologi molekular dalam mengungkap sekuens biologis dari protein (sejak awal
1950-an) dan asam nukleat (sejak 1960-an) mengawali perkembangan basis data dan
teknik analisis sekuens biologis. Basis data sekuens protein mulai dikembangkan
pada tahun 1960-an di Amerika Serikat, sementara basis data sekuens DNA
dikembangkan pada akhir 1970-an di Amerika Serikat dan Jerman (pada European
Molecular Biology Laboratory, Laboratorium Biologi Molekular Eropa). Penemuan
teknik sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970-an menjadi
landasan terjadinya ledakan jumlah sekuens DNA yang berhasil diungkapkan pada
1980-an dan 1990-an, menjadi salah satu pembuka jalan bagi proyek-proyek
pengungkapan genom, meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan analisis
sekuens, dan pada akhirnya menyebabkan lahirnya bioinformatika.
Perkembangan
Internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Basis data bioinformatika
yang terhubung melalui Internet memudahkan ilmuwan mengumpulkan hasil
sekuensing ke dalam basis data tersebut maupun memperoleh sekuens biologis
sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi
bioinformatika melalui Internet memudahkan ilmuwan mengakses program-program
tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
C. Cabang Ilmu Bionformatika
Bioinformatika
merupakan suatu bidang interdisipliner. Banyak cabang-cabang disiplin ilmu yang
terkait dengan Bioinformatika sehingga banyak pilihan bagi yang ingin mendalami
Bioinformatika. Beberapa bidang yang terkait dengan Bioinformatika antara lain:
1. Biophysics
Biophysics
adalah sebuah bidang interdisipliner yang mengaplikasikan teknik-teknik dari
ilmu Fisika untuk memahami struktur dan fungsi biologi (British Biophysical Society).
2. Computational Biology
Computational
biology merupakan bagian dari Bioinformatika yang paling dekat dengan bidang
Biologi umum klasik. Fokus dari computational biology adalah gerak evolusi,
populasi, dan biologi teoritis daripada biomedis dalam molekul dan sel.
3. Medical Informatics
Medical
informatics adalah sebuah disiplin ilmu yang baru yang didefinisikan sebagai
pembelajaran, penemuan dan implementasi dari struktur dan algoritma untuk
meningkatkan komunikasi, pengertian dan manajemen informasi medis.
4. Cheminformatics
Cheminformatics
adalah kombinasi dari sintesis kimia, penyaringan biologis dan pendekatan
data-mining yang digunakan untuk penemuan dan pengembangan obat (Cambridge
Healthech Institute’s Sixth Annual Cheminformatics conference).
5. Genomics
Genomics
adalah bidang ilmu yang ada sebelum selesainya sekuen genom, kecuali dalam
bentuk yang paling kasar. Genomics adalah setiap usaha untuk menganalisa atau
membandingkan seluruh komplemen genetik dari satu spesies atau lebih.
6. Mathematical Biology
Mathematical
biology menangani masalah-masalah biologi, namun metode yang digunakan untuk
menangani masalah tersebut tidak perlu secara numerik dan tidak perlu
diimplementasikan dalam software maupun hardware.
7. Proteomics
Proteomics
berkaitan dengan studi kuantitatif dan kualitatif dari ekspresi gen di level
dari protein-protein fungsional itu sendiri. Yaitu: “sebuah antarmuka antara
biokimia protein dengan biologi molekul”.
8. Pharmacogenomics
Pharmacogenomics
adalah aplikasi dari pendekatan genomik dan teknologi pada identifikasi dari
target-target obat.
9. Pharmacogenetics
Pharmacogenetics
adalah bagian dari pharmacogenomics yang menggunakan metode genomik atau
Bioinformatika untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan genomik.
D. Penerapan Bioinformatika
Ø
Basis data Sekuens Biologis
Sesuai
dengan jenis informasi biologis yang disimpannya, basis data sekuens biologis
dapat berupa basis data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat
maupun protein, basis data sekunder untuk menyimpan motif sekuens protein, dan
basis data struktur untuk menyimpan data struktur protein maupun asam nukleat.
Basis
data utama untuk sekuens asam nukleat saat ini adalah GenBank (Amerika
Serikat), EMBL (Eropa), dan DDBJ(Inggris) (DNA Data Bank of Japan, Jepang).
Ketiga basis data tersebut bekerja sama dan bertukar data secara harian untuk
menjaga keluasan cakupan masing-masing basis data. Sumber utama data sekuens
asam nukleat adalah submisi langsung dari periset individual, proyek sekuensing
genom, dan pendaftaran paten. Selain berisi sekuens asam nukleat, entri dalam
basis data sekuens asam nukleat umumnya mengandung informasi tentang jenis asam
nukleat (DNA atau RNA), nama organisme sumber asam nukleat tersebut, dan
pustaka yang berkaitan dengan sekuens asam nukleat tersebut.
Sementara
itu, contoh beberapa basis data penting yang menyimpan sekuens primer protein
adalah PIR (Protein Information Resource, Amerika Serikat), Swiss-Prot (Eropa),
danTrEMBL (Eropa). Ketiga basis data tersebut telah digabungkan dalam UniProt
(yang didanai terutama oleh Amerika Serikat). Entri dalam UniProt mengandung
informasi tentang sekuens protein, nama organisme sumber protein, pustaka yang
berkaitan, dan komentar yang umumnya berisi penjelasan mengenai fungsi protein
tersebut.
BLAST
(Basic Local Alignment Search Tool) merupakan perkakas bioinformatika yang
berkaitan erat dengan penggunaan basis data sekuens biologis. Penelusuran BLAST
(BLAST search) pada basis data sekuens memungkinkan ilmuwan untuk mencari
sekuens asam nukleat maupun protein yang mirip dengan sekuens tertentu yang
dimilikinya. Hal ini berguna misalnya untuk menemukan gen sejenis pada beberapa
organisme atau untuk memeriksa keabsahan hasil sekuensing maupun untuk
memeriksa fungsi gen hasil sekuensing. Algoritmayang mendasari kerja BLAST
adalah penyejajaran sekuens.
PDB
(Protein Data Bank, Bank Data Protein) adalah basis data tunggal yang menyimpan
model struktural tiga dimensi protein dan asam nukleat hasil penentuan
eksperimental (dengan kristalografi sinar-X, spektroskopi NMR dan mikroskopi
elektron). PDB menyimpan data struktur sebagai koordinat tiga dimensi yang
menggambarkan posisi atom-atom dalam protein ataupun asam nukleat.
Ø
Penyejajaran Sekuens
Penyejajaran sekuens (sequence
alignment) adalah proses penyusunan/pengaturan dua atau lebih sekuens sehingga
persamaan sekuens-sekuens tersebut tampak nyata. Hasil dari proses tersebut
juga disebut sebagai sequence alignment atau alignment saja. Baris sekuens
dalam suatu alignment diberi sisipan (umumnya dengan tanda "–")
sedemikian rupa sehingga kolom-kolomnya memuat karakter yang identik atau sama
di antara sekuens-sekuens tersebut. Berikut adalah contoh alignment DNA dari
dua sekuens pendek DNA yang berbeda, "ccatcaac" dan
"caatgggcaac" (tanda "|" menunjukkan kecocokan atau match
di antara kedua sekuens).
Ø
Prediksi Struktur Protein
Secara
kimia/fisika, bentuk struktur protein diungkap dengan kristalografi sinar-X
ataupun spektroskopi NMR, namun kedua metode tersebut sangat memakan waktu dan
relatif mahal. Sementara itu, metode sekuensing protein relatif lebih mudah
mengungkapkan sekuens asam amino protein. Prediksi struktur protein berusaha
meramalkan struktur tiga dimensi protein berdasarkan sekuens asam aminonya
(dengan kata lain, meramalkan struktur tersier dan struktur sekunder
berdasarkan struktur primer protein). Secara umum, metode prediksi struktur
protein yang ada saat ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu
metode pemodelan protein komparatif dan metode pemodelan de novo.
Pemodelan
protein komparatif (comparative protein modelling) meramalkan struktur suatu
protein berdasarkan struktur protein lain yang sudah diketahui. Salah satu
penerapan metode ini adalah pemodelan homologi (homology modelling), yaitu
prediksi struktur tersier protein berdasarkan kesamaan struktur primer protein.
Pemodelan homologi didasarkan pada teori bahwa dua protein yang homolog
memiliki struktur yang sangat mirip satu sama lain. Pada metode ini, struktur
suatu protein (disebut protein target) ditentukan berdasarkan struktur protein
lain (protein templat) yang sudah diketahui dan memiliki kemiripan sekuens
dengan protein target tersebut. Selain itu, penerapan lain pemodelan komparatif
adalah protein threading yang didasarkan pada kemiripan struktur tanpa kemiripan
sekuens primer. Latar belakang protein threading adalah bahwa struktur protein
lebih dikonservasi daripada sekuens protein selama evolusi; daerah-daerah yang
penting bagi fungsi protein dipertahankan strukturnya. Pada pendekatan ini,
struktur yang paling kompatibel untuk suatu sekuens asam amino dipilih dari
semua jenis struktur tiga dimensi protein yang ada. Metode-metode yang
tergolong dalam protein threading berusaha menentukan tingkat kompatibilitas
tersebut.
Dalam
pendekatan de novo atau ab initio, struktur protein ditentukan dari sekuens
primernya tanpa membandingkan dengan struktur protein lain. Terdapat banyak
kemungkinan dalam pendekatan ini, misalnya dengan menirukan proses pelipatan
(folding) protein dari sekuens primernya menjadi struktur tersiernya (misalnya
dengan simulasi dinamika molekular), atau dengan optimisasi global fungsi
energi protein. Prosedur-prosedur ini cenderung membutuhkan proses komputasi
yang intens, sehingga saat ini hanya digunakan dalam menentukan struktur
protein-protein kecil. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengatasi
kekurangan sumber daya komputasi tersebut, misalnya dengansuperkomputer
(misalnya superkomputer Blue Gene dari IBM) atau komputasi terdistribusi
(distributed computing, misalnya proyekFolding@home) maupun komputasi grid.
Ø
Analisis Ekspresi Gen
Ekspresi gen dapat ditentukan dengan
mengukur kadar mRNA dengan berbagai macam teknik (misalnya dengan microarray
ataupun Serial Analysis of Gene Expression ["Analisis Serial Ekspresi
Gen", SAGE]). Teknik-teknik tersebut umumnya diterapkan pada analisis
ekspresi gen skala besar yang mengukur ekspresi banyak gen (bahkan genom) dan
menghasilkan data skala besar. Metode-metode penggalian data (data mining)
diterapkan pada data tersebut untuk memperoleh pola-pola informatif. Sebagai
contoh, metode-metode komparasi digunakan untuk membandingkan ekspresi di
antara gen-gen, sementara metode-metode klastering (clustering) digunakan untuk
mempartisi data tersebut berdasarkan kesamaan ekspresi gen.
Ø
GenBank
GenBank
basis data sekuens adalah akses terbuka , beranotasi koleksi semua yang
tersedia secara umum nukleotida urutan dan mereka protein terjemahan. Database
ini diproduksi dan dipelihara olehNational Center for Biotechnology Information
(NCBI) sebagai bagian dari Internasional Nukleotida Sequence Database
Kolaborasi (INSDC). The National Center for Biotechnology Information merupakan
bagian dari National Institute of Health di Amerika Serikat . GenBank dan
kolaborator yang menerima urutan diproduksi di laboratorium di seluruh dunia
dari lebih dari 100.000 organisme yang berbeda.GenBank terus tumbuh pada
tingkat eksponensial , dua kali lipat setiap 18 bulan. Release 155, diproduksi
pada bulan Agustus 2006, berisi lebih dari 65 miliar basa nukleotida di lebih dari
61 juta urutan. GenBank dibangun oleh pengajuan langsung dari laboratorium
individu, maupun dari kiriman curah dari pusat sequencing skala besar.
E. Bioinformatika di Indonesia
Saat
ini mata ajaran bioinformatika maupun mata ajaran dengan muatan bioinformatika
sudah diajarkan di beberapa perguruan tinggi diIndonesia. Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati ITB menawarkan mata kuliah "Pengantar
Bioinformatika" untuk program Sarjana dan mata kuliah
"Bioinformatika" untuk program Pascasarjana. Fakultas Teknobiologi
Universitas Atma Jaya, Jakarta menawarkan mata kuliah "Pengantar
Bioinformatika". Mata kuliah "Bioinformatika" diajarkan pada
Program Pascasarjana Kimia Fakultas MIPA Universitas Indonesia(UI), Jakarta.
Mata kuliah "Proteomik dan Bioinformatika" termasuk dalam kurikulum
program S3 bioteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM),Yogyakarta. Materi
bioinformatika termasuk di dalam silabus beberapa mata kuliah untuk program
sarjana maupun pascasarjanabiokimia,biologi, dan bioteknologi pada Institut
Pertanian Bogor (IPB). Selain itu, riset-riset yang mengarah pada
bioinformatika juga telah dilaksanakan oleh mahasiswa program S1 Ilmu Komputer
maupun program pascasarjana biologi serta bioteknologi IPB.
Riset
bioinformatika protein dilaksanakan sebagai bagian dari aktivitas riset
rekayasa protein pada Laboratorium Rekayasa Protein, Pusat Penelitian
Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Bogor.
Lembaga Biologi Molekul Eijkman, Jakarta, secara khusus memiliki laboratorium
bioinformatika sebagai fasilitas penunjang kegiatan risetnya. Selain itu, basis
data sekuens DNAmikroorganisme asli Indonesia sedang dikembangkan di UI.
Ø
Kondisi Bioinformatika di Indonesia
Di
Indonesia, Bioinformatika masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Hal
inidapat dimaklumi karena penggunaan komputer sebagai alat bantu belum
merupakanbudaya. Bahkan di kalangan peneliti sendiri, barangkali hanya para
peneliti biologimolekul yang sedikit banyak mengikuti perkembangannya karena
keharusanmenggunakan perangkat-perangkat Bioinformatika untuk analisa data.
Sementara dikalangan TI masih kurang mendapat perhatian.
Ketersediaan
database dasar (DNA, protein) yang bersifat terbuka/gratismerupakan peluang
besar untuk menggali informasi berharga daripadanya. Databasegenom manusia
sudah disepakati akan bersifat terbuka untuk seluruh kalangan, sehinggadapat
digali/diketahui kandidat-kandidat gen yang memiliki potensi
kedokteran/farmasi.Dari sinilah Indonesia dapat ikut berperan mengembangkan
Bioinformatika. Kerjasamaantara peneliti bioteknologi yang memahami makna
biologis data tersebut dengan praktisiTI seperti programmer, dan sebagainya
akan sangat berperan dalam kemajuanBioinformatika Indonesia nantinya.
F. Kelebihan dan kekurangan bioteknologi
modern
· perbaikan sifat genetik dapat
dilakukan secara sangat terarah
· dapat mengatasi kendala
ketidaksesuaian genetic
· dapat memeperpendek jangka waktu
pengembangan galur tanaman baru
· relatif mahal dan memerlukan
kecanggihan teknologi
· pengaruh jangka panjang belum
diketahui
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bioinformatika
2.
http://bioinformatika-q.blogspot.com/
3. http://anitaapriliani.blogspot.com/2011/04/bioinformatika-perkembangan-ilmu.html
0 komentar:
Posting Komentar