Harapan
Harapan adalah
sesuatu hal yang sangat diinginkan manusia yang belum didapatkan.Biasanya dalam
mencapai harapan seseorang melakukan berbagai macam usaha untuk mendapatkan hal
yang diinginkannya. Dengan adanya harapan pada diri seseorang maka orang itu
memiliki semngat untuk hidup lebih baik
Persamaan Harapan dan cita-cita
Antara harapan dan
cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat.
Penyebab manusia memiliki
harapan
Hal ini disebabkan
beberpa hal yaitu :
Ingin memiliki
sesuatu
Orang tersebut
ingin memiliki sesuatu yang sama dengan orang lain
Ingin hidupnya
lebih baik
Definisi Kepercayaan
Kepercayaan berasal
dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi
manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi
hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam
tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang
dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap
dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Teori Kebenaran
Dr. Yuyun
Suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan lima teori tentang
kebenaran :
1.
teori
koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2.
teori
korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan)
obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3.
teori
pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
4.
teori
performatif teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan
oleh pemegang otoritas tertentu. Contoh pertama mengenai penetapan 1 Syawal.
Sebagian muslim di Indonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI atau
pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu atau
organisasi tertentu. Contoh kedua adalah pada masa rezim orde lama berkuasa,
PKI mendapat tempat dan nama yang baik di masyarakat. Ketika rezim orde baru,
PKI adalah partai terlarang dan semua hal yang berhubungan atau memiliki
atribut PKI tidak berhak hidup di Indonesia. Contoh lainnya pada masa
pertumbuhan ilmu, Copernicus (1473-1543) mengajukan teori heliosentris dan
bukan sebaliknya seperti yang difatwakan gereja. Masyarakat menganggap hal yang
benar adalah apa-apa yang diputuskan oleh gereja walaupun bertentangan dengan
bukti-bukti empiris.Dalam fase hidupnya, manusia kadang kala harus mengikuti
kebenaran performatif. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah,
pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan sebagainya. Kebenaran
performatif dapat membawa kepada kehidupan sosial yang rukun, kehidupan
beragama yang tertib, adat yang stabil dan sebagainya.
5.
teori
konsensus Suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada
paradigma atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau
mendukung paradigma tersebut.Banyak sejarawan dan filosof sains masa kini
menekankan bahwa serangkaian fenomena atau realitas yang dipilih untuk
dipelajari oleh kelompok ilmiah tertentu ditentukan oleh pandangan tertentu
tentang realitas yang telah diterima secara apriori oleh kelompok tersebut.
Pandangan apriori ini disebut paradigma oeh Kuhn dan world view oleh Sardar.
Paradigma ialah apa yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota suatu masyarakat
sains atau dengan kata lain masyarakat sains adalah orang-orang yang memiliki
suatu paradigma bersama.
Definisi Kepercayaan
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
·
kepercayaan
pada diri sendiri Adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya
untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.
·
kepercayaan
pada orang lain percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada
saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu
sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata
hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya
karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi,
meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada
orang lain.
·
kepercayaan
pada pemerintah berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah
laku karya Prof. Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan
langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah
pemilik kedaulatan sejati. Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang
mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai
keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian
itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara :
manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara
diktator).
·
kepercayaan
pada Tuhan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa itu amat penting bahkan ini
merupaka hal yang sangat utama, karena keberadaan manusia itu bukan dengan
sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan
pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali
kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan
dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada
Tuhannya.Berbagai usaha dilakukan manusia untukmeningkatkan rasa percaya kepada
Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan.
Usaha
itu antara lain :
a) Meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
b) Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
c) Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan s suka menolong, dennawan,
dan sebagainya.
d) mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang berlebihan.
e) menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
sumber :
http://anoeno.wordpress.com/2011/05/22/manusia-dan-harapan-ilmu-sosial-dasar/
Harapan
Harapan adalah sesuatu hal yang sangat diinginkan manusia yang belum didapatkan.Biasanya dalam mencapai harapan seseorang melakukan berbagai macam usaha untuk mendapatkan hal yang diinginkannya. Dengan adanya harapan pada diri seseorang maka orang itu memiliki semngat untuk hidup lebih baik
Persamaan Harapan dan cita-cita
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Penyebab manusia memiliki harapan
Hal ini disebabkan beberpa hal yaitu :
Ingin memiliki sesuatu
Orang tersebut ingin memiliki sesuatu yang sama dengan orang lain
Ingin hidupnya lebih baik
Definisi Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Teori Kebenaran
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan lima teori tentang kebenaran :
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
a) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
b) Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
c) Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan s suka menolong, dennawan, dan sebagainya.
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
e) menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
sumber :
http://anoeno.wordpress.com/2011/05/22/manusia-dan-harapan-ilmu-sosial-dasar/